Assalamu'alaikum Wr. Wb. Selamat datang di Blog PII-MAU Persatuan Ibu-Ibu Masjid Agung Ushuluddin, Kompleks Krakatau PT Chevron Pacific Indonesia, Duri-Riau

Jumat, 13 Maret 2009

Rasulullah Teladan Kita (Ibu Nurhasanah, Lc)

“Innaka la ‘ala khuluqin ‘azhim” Sesungguhnya engkau benar-benar memiliki akhlaq yang sangat agung. Demikian antara lain pujian yang diberikan Allah kepada nabi besar Muhammad saw di dalam al-Quran. Tidak hanya sekedar itu, dalam kesempatan lain Allah swt berfirman memuji akhlak nabi saw yang dikhithabkan kepada kaum muslimin, yaitu “Laqad kaana lakum fi Rasulillahi uswatun hasanah” Sesungguhnya bagi kamu pada diri Rasulullah terdapat suri tauladan yang sangat baik. Sebenarnya masih banyak lagi ayat-ayat Allah baik yang tersurat maupun tersirat yang menunjukkan keagungan akhlak beliau ini.
Dalam tulisan singkat ini, penulis ingin menggambarkan dari berbagai riwayat tentang betapa mulianya akhlaq Rasulullah yang tercatat dalam lembaran siroh kehidupan nabi. Namun tentu tidak akan mungkin penulis tuangkan semuanya pada lembaran yang sangat terbatas ini. Diantara yang bisa penulis angkat adalah sebagai berikut:

Rasulullah sangat memperhatikan akhlak yang mulia dalam pergaulannya dengan keluarga dan anak-anaknya.

Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra. bahwasanya al-aqra’ bin Kabis pernah melihat nabi saw mencium Hasan (cucu beliau), lalu al-aqra’ mengatakan: “Saya mempunyai sepuluh orang anak, namun saya tidak pernah mencium seorangpun dari mereka. Lantas Rasulullah bersabda: “Barangsiapa tidak menaruh belas kasih, maka dia tidak dikasihi Rasulullah”.
Ketika Fatimah putrinya datang ke rumah beliau, rasulullah segera bangkit, dan menyambutnya, menciumnya dan mendudukkannya di tempat beliau. Sehingga hal inipun dilakukan oleh Fatimah -anak perempuan beliau di saat masyarakat Mekah saat itu sangat menghinakan anak wanita. Disamping perilaku yang begitu mulia, tutur kata dan ucapan beliaupun penuh dengan hikmah, motivasi dan penguatan jiwa.



Rasulullah adalah orang yang paling baik akhlaknya terhadap para pembantu-pembantunya.

Diriwayatkan dari Anas ra. beliau berkata: “Rasulullah saw adalah orang yang paling baik akhlaknya. Pada suatu hari beliau mengutusku untuk suatu keperluan, lalu aku katakan: “Demi Allah aku tidak akan pergi!” . Tetapi aku katakan dalam hati bahwa aku akan pergi melaksanakan perintah nabi saw itu. Kemudian aku keluar, sehingga aku melewati anak-anak yang sedang bermain di pasar, tiba-tiba Rasulullah menepuk tengkukku dari belakang. Kata Anas: “Aku melihat beliau sedang tersenyum, lalu beliau mengatakan: “Hai Unais (si Anas kecil) apakah kau sudah pergi untuk melaksanakan apa yang aku perintahkan kepadamu?”. Aku menjawab, ya.. aku akan pergi ya Rasulullah”.

Rasulullah tidak pernah ketika diminta sesuatu, beliau menjawab tidak atau jangan:

Dari Jabir ra, beliau berkata: “Rasulullah saw tidak pernah diminta sesuatu lalu beliau menjawab tidak atau jangan. Diriwayatkan dari Anas ra. bahwa seorang laki-laki meminta seekor kambing kepada Rasulullah saw di sela dua gunung, lalu beliau memberikan kambing itu kepadanya. Setelah itu laki-laki tersebut mendatangi kaumnya dengan mengatakan: “Hai kaumku, masuklah Islam!. Demi Allah, sesungguhnya Muhammad memberikan suatu pemberian tanpa takut miskin”.
Shafwan bin Umayyah memberi kesaksian: “Demi Allah, Rasulullah telah memberiku banyak sekali (Rasulullah memberi seratus ekor kambing, kemudian seratus ekor lagi). Dulu Rasulullah saw adalah orang yang paling aku benci, kemudian beliau selalu memberiku, sehingga sekarang beliau adalah orang yang paling aku senangi”.

Rasulullah sangat memuliakan kedudukan wanita:

Awal pertama Rasulullah saw diutus oleh Allah swt di kota Mekah, boleh dikata kedudukan kaum wanita berada pada titik paling rendah, bahkan lebih rendah dari pada binatang sekalipun. Oleh sebab itu, tidak ada seorangpun di kota Mekah yang menginginkan kelahiran seorang anak wanita. Malah kalau terlahir anak wanita dari rahim istrinya, maka tak segan-segan ia untuk langsung menguburnya ke dalam tanah, meskipun masih dalam keadaan hidup dan bernyawa.
Di tengah kondisi masyarakat yang seperti itulah Rasulullah datang dengan suara lantang dan gagah berani mengatakan :“Sorga berada di bawah telapak kaki ibu (wanita)”. Kata-kata Rasulullah saw ini bagaikan halilintar di siang bolong bagi penduduk Mekah yang sangat memekakkan telinga mereka, yang sangat aneh menurut pandangan mereka pada saat itu. Namun Rasulullah terus mengumandangkannya walaupun harus menentang arus yang sangat dahsyat derasnya. Rasulullah ingin mengatakan bahwa andaikan kalian tetap menghinakan wanita, berarti kalian telah menghinakan sorga, dan kalian akan diharamkan dari padanya.
Di suatu kesempatan Rasulullah ditanya oleh seseorang, wahai Rasulullah.. andaikan aku ingin berbakti, kepada siapakah pertama sekali aku berbakti? Rasulullah menjawab: “kepada ibumu”. Kemudian kepada siapa lagi setelah itu ya Rasulullah? Rasulullah menjawab: “kepada ibumu”. Kemudian orang itu bertanya lagi untuk yang ketiga, kepada siapa lagi setelah itu ya Rasulullah? Rasulullah tetap menjawab: “kepada ibumu”. Pertanyaan keempat, kepada siapa lagi setelah itu ya Rasulullah? Barulah Rasulullah menjawab: “kepada ayahmu”.
Diriwayatkan dari Anas ra. beliau berkata: “Suatu ketika Rasulullah saw bepergian dengan diikuti oleh para wanita, sedangkan pengemudinya adalah seorang budak hitam yang bernama Anjasyah, Rasulullah berkata: “Hai Anjasyah, pelan-pelan saja agar para wanita tidak merasa cemas.
Banyak lagi riwayat yang menggambarkan betapa Rasulullah saw sangat gigih berjuang mengangkat harkat kaum wanita dari lumpur kehinaan yang telah dianggap sebagai makhluk tidak berharga di dunia ini. Dan alangkah besarnya jasa Rasulullah terhadap kaum wanita. Namun sayangnya, tidak sedikit pula kaum wanita di zaman kita sekarang ini yang tanpa sadar mempunyai prasangka terhadap Rasulullah, bahwa syari’at Islam yang dibawa Rasulullah saw adalah syari’at yang merendahkan kaum wanita. Semoga kita termasuk ummat Rasulullah yang dapat mengenal kepribadian beliau secara keseluruhan, sehingga akhirnya merasa kagum, sayang & cinta kepada beliau sebagai suritauladan kita yang tercermin lewat perilaku kita dalam kehidupan sehari-hari.Amiin.
Wallahu alam bissawab.

0 komentar:

  © Blogger template 'Computer Logo' by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP